Cari Blog Ini

Minggu, 28 Agustus 2011

Warung Makan Emperan Di Jepang



Seperti di negara kita, ada banyak kedai kaki lima di Jepang yang menjual berbagai macam barang, mulai dari mainan, pernak-pernik, hingga makanan, tapi istilah yatai hanya ditujukan untuk kaki lima penjual makanan. Yatai biasanya mulai muncul menjelang malam, dan banyak dijumpai di sekitar stasiun kereta bawah tanah dan daerah yang selalu dipadati orang banyak, mulai dari yatai bergerobak hingga menggunakan mobil boks. Namun kebanyakan yatai didirikan menggunakan tenda di pinggir jalan, yang umumnya menjual ramen (mie Jepang) dan oden (berbagai jenis makanan yang direbus dalam kuah konbu atau katsuobushi, seperti lobak, kue ikan, telur rebus, konnyaku). Selain rasanya enak, makanan yang dijual di yatai harganya relatif murah dan terjangkau bila dibandingkan dengan makanan sejejnis di restoran. Pada hari-hari besar seperti (tahun baru) atau perayaan matsuri, biasanya didirikan yatai-mise, berupa kumpulan yatai yang menjual bermacam-macam makanan seperti taroyaki (gurita bakar), yakisoba (mie goreng), watagashi/wataame, (aromanis), dan berbagai makanan khas Jepang lainnya. Setiap yatai yang ada didirikan pada event seperti itu disebut juga dengan nama tekiya.
Yatai sangat ramai dikunjungi orang-orang, yang kebanyakan pengunjungnya adalah orang-orang kantoran yang baru pulang kerja. Yatai di malam hari biasanya menjual makanan dan minuman penghangat badan, seperti sake, oden, yakitori (sate ayam), doteyaki (urat daging sapi yang direbus bersama miso dan mirin), dll. Di prefektur Fukuoka bahkanada sebuah tempat bernama yatai-machi (kota yatai), yaitu sekumpulan yatai dengan berbagai macam makanan yang dijual dalam satu tempat. Bisnis yatai cukup mengalami perkembangan pesat bahkan sempat menjamur di berbagai daerah, sehingga mengganggu keindahan pemandangan kota. Karena itu polisi daerah setempat mulai menertibkan yatai yang didirikan secara liar di pinggir jalan dan pusat perkotaan. Sekarang untuk mendirikan yatai dibutuhkan surat izin, dan karena izin di daerah keramaian pusat kota sangat sulit, belakangan ini yatai sangat jarang dijumpai di pusat kota. Beberapa waktu lalu ada juga yatai-mura (perkampungan yatai), sekumpulan yatai yang didirikan dalam sebuah lahan luas di tengah kota, tapi tempat tersebut baru-baru ini dimusnahkan dengan cara dibakar. Meski demikian yatai tidak hilang begitu saja, karena di beberapa kota besar justru bermunculan yatai yang menyajikan sesuatu yang baru, seperti karaoke-yatai di Osaka, juga neo-yatai di daerah Maru no Uchi, Tokyo. Neo-yatai yang didirikan dengan meniru kedai kaki lima di daerah Asia Tenggara ini sangat populer di kalangan cewek Jepang karena selain tempatnya bersih, neo-yatai juga buka pada siang hari dengan menyajikan bermacam-macam masakan etnik. 








 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar